PropertiTerkini.com, (TANGERANG) — Sudah saatnya, pembangunan sektor properti mengedepankan Konsep green and sustainable building Bersama standar Environmental, Social and Governance (ESG). Hal ini, sekaligus berperan Di pelestarian lingkungan Ke sekitarnya.
Penerapan Konsep ini sangat penting mengingat Krisis Lingkungan menjadi Permasalahan utama Di beberapa tahun Ke Didepan.
Pemerintah sendiri juga terus berkomitmen Sebagai menurunkan emisi Gas Tempattinggal Kaca (GRK) Ke 2030, Lewat Nationally Determined Contribution (NDC) serta Net Zero Emission (NZE) Ke 2060.
Baca Juga: Kondominium Tetap Diincar: Gaya Konsumen Bergeser Ke New Territory Barat Jakarta
Pemerintah juga telah menerbitkan Peraturan Ri Nomor 98 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Nilai Ekonomi Karbon Sebagai Pengendalian Emisi GRK tersebut.
Diketahui, esensi Di penerapan ESG tersebut tidak hanya memerhatikan operasional pembangunan dan Ketahanan lingkungan saja, Tetapi juga Sebagai individu agar Merasakan Kesejajaran serta Merangsang Standar hidup para penghuni, atau mereka yang beraktivitas Ke sekitarnya.
Ke hunian vertikal, misalnya, penerapan standar ESG yang juga berarti mengaplikasikan pembangunan dan pengelolaan properti secara berkelanjutan, sesuai Bersama Konsep ekonomi sirkular.
Ini biasanya diaplikasikan Bersama memaksimalkan pencahayaan dan sirkulasi udara yang masuk Ke Di bangunan/hunian, guna Mengurangi penggunaan energi listrik, baik Lewat lampu penerangan maupun pendingin ruangan (AC).
Meski kesadaran Akansegera penerapan ESG Di Usaha properti Ke Indonesia dinilai masih rendah, Tetapi belakangan terus bermunculan proyek-proyek properti yang mengaplikasikannya. Malahan ESG kini menjadi salah satu magnet Untuk para investor maupun konsumen properti, termasuk generasi muda.
Baca Juga: Bidik Investor Foreign, Metland Janjikan Keuntungan Penanaman Modal Asing Ke Venya Villa Ubud
Adriadi Dimastanto, Sekretaris Jenderal Ikatan Ahli Perancangan (IAP) Indonesia mengatakan bahwa, sebagai pasar terbesar dan potensial, Gen Z dan milenial kini Lebih tertarik dan peduli (aware) Pada produk properti yang mengedepankan Ketahanan.
“Mereka cukup detail Di melihat fasilitas-fasilitas yang ada Ke Di proyek properti seperti ruang terbuka hijau, ruang Komitmen, sarana Aktivitasfisik Sebagai jogging dan lainnya,” kata Adriadi kepada media Ke Tangerang, belum lama ini.
Menurut dia, Di ini penerapan prinsip ESG juga bermanfaat Sebagai nilai Penanaman Modal Asing. “Di Pembuatan properti berprinsip ESG, selain Memberi kelestarian lingkungan dan tata kelola yang baik, juga Memberi manfaat ekonomi,” tuturnya.
Adriadi mengakui bahwa Pembuatan properti skala kota yang menerapkan prinsip ESG membutuhkan dana yang tak sedikit. Tetapi, menurutnya, prinsip ini Akansegera berdampak Ke penjualan pengembang dan bermanfaat Sebagai konsumen.
Senada diungkapkan Dari Alvin Andronicus, Chief Marketing Officer (CMO) Elevee Condomium, penerapan ESG Akansegera Memberi dampak positif Untuk para pengembang properti.
“Banyak hal positif yang kami dapatkan Di penerapan prinsip ESG tersebut. Salah satunya seperti pengurangan biaya operasional, penghematan penggunaan energi listrik, hingga peningkatan Kesejajaran dan produktivitas penghuni,” terangnya.
Elevee Condomium merupakan proyek high-rise residential berstandar premium dan eksklusif yang dikembangkan Dari Alam Sutera Group. Superblok ini dikembangkan Ke lahan seluas 19 hektar yang nantinya digabungkan Bersama berbagai produk properti lainnya Bersama unsur lifestyle.
Baca Juga: Tahap Pertama 96 Unit Terjual Habis, Arrayan Group Mulai Bangun Runita Ke Villa Kencana Cikarang
Proyek hunian yang mengusung tema “Impressive Way of Living” ini cocok Sebagai berbagai generasi Sebab Memperoleh Konsep hunian jangka panjang dan ramah lingkungan.
Lebih Jelas Alvin menegaskan, penerapan ESG Ke hunian vertikal yang berlokasi strategis Di kawasan kota mandiri Alam Sutera, Tangerang tersebut juga bukan hanya slogan belaka, Tetapi konkret Diterapkan Ke lapangan.
Dia mencontohkan, setiap unit Ke Elevee Condominium memakai jendela double glass yang mampu mereduksi sinar matahari memasuki ruangan Supaya Mengurangi pemakaian AC, juga Mengurangi kebisingan suara Di luar.
“Elevee juga Memperoleh fasilitas forest park seluas 4 hektare Sebagai berbagai Kegiatan. Ke Di Itu, Elevee yang merupakan Dibagian Di Alam Sutera sudah menerapkan Konsep yang bersentuhan Bersama lingkungan. Seperti adanya kawasan green tunnel hingga management traffic agar menciptakan suasana yang nyaman Untuk penghuni,” terang Alvin.
Dorong Standar Hidup Penghuni Bersama Prinsip Ketahanan
Di upaya Meningkatkan produktivitas dan Standar hidup para penghuni, tentu bukanlah fasilitas komersial berupa bangunan/gedung yang menjadi satu-satunya faktor pendorongnya. Penting juga mengaplikasikan Konsep eco green living, termasuk properti hijau Di kawasan tersebut.
Baca Juga: Penerapan ESG Ke Usaha Properti Dari Sebab Itu Keharusan, Berdampak Ke Ekonomi Sosial Lingkungan
Sebagai diketahui, eco green living adalah Konsep atau Life Style yang mengutamakan praktik-praktik berkelanjutan dan ramah lingkungan Di kehidupan sehari-hari.
Konsep ini mencakup berbagai aspek, mulai Di cara membangun dan merancang hunian hingga kebiasaan sehari-hari yang bertujuan Sebagai Mengurangi dampak negatif Pada lingkungan.
Konsep inipun telah lama diterapkan Dari Alam Sutera Group Ke proyeknya, termasuk Ke Kota Mandiri Alam Sutera Sebelum dikembangkan 30 tahun lalu. Setiap proyek yang dibangun juga menerapkan prinsip Ketahanan tersebut.
“Secara kasat mata, kita bisa melihat Di adanya pepohonan rindang Ke berbagai sudut, Ke jalan dan ruang-ruang terbuka, hingga Di kawasan perumahan Ke Alam Sutera,” ungkap Alvin kepada PropertiTerkini.com.
Lebih Di itu, lanjutnya, adanya Komitmen sesama manusia (social activity), juga Bersama alam, dimana adanya kesadaran manusia Sebagai menjaga dan memelihara alam tersebut.
“Kami tidak sekadar green living, tapi juga membangun ekosistemnya Bersama mengedepankan unsur 3R, yaitu reduce, reuse, recycle, penanganan sampah yang terdiri Di tiga unsur yaitu, Mengurangi, menggunakan ulang dan mendaur ulang sampah,” tambah Alvin.
Demikian halnya Ke praktik penerapan properti hijau Ke Alam Sutera. Ke prinsipnya, eco green living dan properti hijau Memperoleh banyak kesamaan Di Konsep, seperti soal Ketahanan dan ramah lingkungan; efisiensi energi dan sumber daya; serta Standar hidup yang sehat.
Baca Juga: Pasar Properti Bersama Tingkat Transparansi Tinggi Menunjukkan Kemajuan Pesat, Melampaui Pasar Lainnya
Properti hijau adalah istilah yang merujuk Ke bangunan atau proyek properti yang dirancang dan dibangun Bersama prinsip Ketahanan dan ramah lingkungan.
Tujuan utama Di properti hijau adalah Sebagai Mengurangi dampak negatif Pada lingkungan, mengoptimalkan efisiensi energi, dan menciptakan lingkungan hidup yang lebih sehat Untuk penghuninya.
Di sebuah kesempatan diskusi bersama media, Chairperson Green Building Council Indonesia (GBCI), Iwan Prijanto mengatakan bahwa, Di ini, sektor swasta merupakan panglima sebagai prime-mover yang memicu keberlangsungan pembangunan Ke Indonesia.
Sebab, menurutnya, pemerintah jarang Memperoleh visi Di pembangunan suatu kawasan. Padahal, Ke Bangsa-Bangsa yang sudah sangat baik, seperti Jepang, Singapura dan Hong Kong, tidak memberi ruang Pada on-demand planning.
“Ke Bangsa maju, pemerintah bertanggungjawab menciptakan Perancangan jangka panjang. Pelaku usaha swasta tinggal menyesuaikan Bersama Perancangan tersebut. Sedangkan Ke Indonesia yang terjadi justru kebalikannya,” kata Iwan.
Maka Itu, lanjutnya, developer harus turut berperan aktif Di kegiatan memerangi Krisis Lingkungan dunia.
Baca Juga: Signify Luncurkan Philips UltraEfficient LED, Solusi Pencahayaan Hemat Energi Dukung Target Pengurangan Emisi Karbon
“Untuk developer yang tidak bisa mengikuti Syarat net zero carbon Di Kegiatan usahanya, maka Di 10 tahun mendatang pasti Akansegera terlambat. Risikonya adalah mereka bakal sulit menjual unit properti miliknya,” terang Iwan.
Penerapan Konsep properti hijau diakui sangat penting perannya Di Pembuatan sebuah kawasan properti.
Alvin mengungkapkan, baik Di kawasan Alam Sutera seluas 800 hektar, maupun Ke proyek Elevee Condominium juga sudah Memperkenalkan Konsep properti hijau.
Baca Juga: Zero Waste to Landfill, Saatnya Dari Sebab Itu Keharusan Ke Perusahaan
“Misalnya, penanaman pohon sebagai kanopi yang menaungi pedestrian, penggunaan transportasi publik terpadu, pengolahan sampah terpadu, water treatment plan (WTP) yang memproduksi air bersih Sebagai dialirkan Ke Tempattinggal-Tempattinggal warga Ke Alam Sutera,” beber Alvin.
Tidak Cuma Itu, Alvin menambahkan, pengembang Alam Sutera juga memasang 500 Closed Circuit TV (CCTV) Ke sejumlah titik sebagai alat pemantau arus lalu lintas.
“CCTV ini juga berguna Sebagai Memberi rasa aman Untuk para penghuni Alam Sutera. Ke Di Itu juga merupakan Dibagian Di Traffic Management System Sebagai Mengharapkan tumpukan kendaraan agar tidak menimbulkan polusi udara. Kami juga Di Membuat pengelolaan sampah terpadu agar bisa mewujudkan zero waste,” ucapnya.
Juga terdapat pedestrian walk yang hijau dan nyaman Untuk pejalan kaki. Malahan dilengkapi tiang emergensi berwarna merah, Supaya lebih Memberi rasa aman dan nyaman Untuk penghuni maupun Kelompok umum.
Seiring berjalannya waktu hingga lebih Di 30 tahun, sebut Alvin, berbagai hal telah terkontrol Bersama baik Dari Alam Sutera Sebagai menjamin kenyamanan dan Standar hidup warganya, yang mencapai Di 17.000 kepala keluarga Ke 7 klaster hunian.
Baca Juga: Tegas Menolak IPL Rusun/Apartemen Kena PPN, PPPSRS Se-Jabodetabek Bakal Gelar Unjuk Rasa Besar Ke Kantor Ditjen Pph
“Dari Sebab Itu kegandrungan Kelompok Bersama ESG ini cocok diterapkan, Sebab kami Memperoleh Konsep yang terintegrasi sebagaimana Environmental, Social and Governance atau ESG itu sendiri,” jelas Alvin.
Ke akhirnya, Bersama menerapkan dan mengaplikasikan Konsep-Konsep Ketahanan tersebut, Akansegera pula Meningkatkan Standar hidup manusia, baik yang mendiami hunian Ke Elevee Condominium maupun yang berkunjung Ke kawasan Alam Sutera.
Peminat Elevee Condominium Terus Menimbulkan Kekhawatiran
Penerapan prinsip-prinsip ESG, eco green living maupun properti hijau ternyata berdampak luas Ke Pembuatan proyek hunian vertikal Ke Elevee Condominium.
Di sisi penjualan pun, peminat hunian vertikal premium tersebut terus Menimbulkan Kekhawatiran. Seperti diketahui, Elevee Condominium Di kawasan seluas 19 hektar bakal terdiri Di 6 tower.
Baca Juga: Altea BLVD Rilis Cluster Rivara, Hunian Perdana Ramah Lingkungan, Harga Mulai Rp2 Miliar
Dua tower hunian pertama Di dibangun dan Ke fase topping off yang direncanakan Akansegera dilakukan Ke Oktober. Sambil serah terima Kunci Ke Desember 2025 mendatang.
“Dua tower pertama yang kami pasarkan tersebut, hingga Di ini terus dibangun. Dan penjualannya juga terus Menimbulkan Kekhawatiran, dimana hanya tersisa Di 150 unit Di total sebanyak 550 unit,” ujar Alvin.
Adapun mayoritas pembeli kondominium ini adalah warga Di, terutama warga para penghuni Alam Sutera sendiri. “Di 60 persen pembeli adalah orang-orang Di yang sudah menikmati, senang tinggal Ke Alam Sutera,” imbuhnya.
Selain berada Di kawasan kota mandiri yang terintegrasi dan Ke lokasi strategis Bersama akses terbaik, Elevee juga punya sejumlah Kepentingan lain, dimana dimensi unitnya lebih luas dibanding produk hunian vertikal Ke sekitarnya.
Baca Juga: Pengembang Swasta Dari Sebab Itu Kendaraan Bermotor Roda Dua Penggerak Bangkitnya Sektor Properti Ke 2025
“Ukuran terkecil Ke Elevee Condominium adalah 87,8 meter persegi, Lalu tinggi floor to ceiling-nya juga mencapai 3,1 meter,” tutup Alvin.
Baca berita lainnya Ke GoogleNews
Artikel ini disadur –> propertiterkini.com Indonesia: Terapkan Prinsip ESG, Elevee Condominium Dorong Standar Hidup Penghuni