Ketahanan Karena Itu Strategi Usaha: 48% Perusahaan Indonesia Manfaatkan AI Hadapi Tantangan Ekonomi

PropertiTerkini.com, (JAKARTA) — Ketahanan kini tidak lagi diposisikan sebagai agenda tambahan, melainkan telah menjadi strategi inti Usaha Untuk perusahaan Ke Indonesia.

Hal ini tercermin Didalam hasil Schneider Electric Green Impact Gap Survey 2025 yang Menunjukkan bahwa 48% perusahaan Ke Indonesia telah memanfaatkan kecerdasan buatan (AI) Untuk mendukung target Ketahanan sekaligus memperkuat daya saing Ke Ditengah tekanan ekonomi dan Hubungan Dunia yang kian kompleks.

Baca Juga: 15 Tahun Beroperasi, Pasar Modern Paramount Gading Serpong Karena Itu Nadi Karya Kota

Survei tahunan yang dilakukan Dari Schneider Electric ini melibatkan 4.500 pemimpin Usaha Ke sembilan Negeri Asia, termasuk Indonesia, dan Menyediakan gambaran komprehensif mengenai bagaimana dunia usaha memandang Ketahanan sebagai penggerak Perkembangan jangka panjang, bukan sekadar kewajiban kepatuhan.

Salah satu temuan paling menonjol Di laporan tahun ini adalah meningkatnya adopsi Keahlian digital, khususnya AI, sebagai enabler Ketahanan.

Ke Indonesia, hampir separuh perusahaan telah menerapkan solusi berbasis AI, terutama Untuk:

  • otomatisasi pengumpulan dan pelaporan data Ketahanan,

  • optimasi konsumsi energi,

  • serta peningkatan efisiensi proses dan desain produk.

Pemanfaatan AI ini dinilai mampu menjawab tantangan klasik dunia usaha, yakni efisiensi biaya dan pengelolaan risiko energi, yang hingga kini masih menjadi kekhawatiran utama banyak perusahaan nasional.

Baca Juga: Wajib Tahu! 2 Perkembangan Semen Merah Putih: Semen Hijau dan Beton Modular Percepat Konstruksi Berkelanjutan

Survei juga Membeberkan pergeseran signifikan Di cara pandang para CEO dan pimpinan perusahaan Ke Indonesia. Ke 2025:

  • 43% CEO menilai Ketahanan Meningkatkan citra dan reputasi perusahaan, naik tajam dibandingkan 2023.

  • 51% menyebut Ketahanan mampu menciptakan Kemungkinan Usaha Terbaru.

  • 49% memprioritaskan Ketahanan Untuk Mendorong efisiensi biaya operasional.

Data ini menegaskan bahwa Ketahanan kini telah menjadi alat strategis Untuk bertahan dan bertumbuh, terutama Ke Ditengah ketidakpastian ekonomi Dunia dan fluktuasi harga energi yang terus berulang.

Tantangan Ekonomi dan Hubungan Dunia Masih Membayangi

Meski adopsi Keahlian dan komitmen Ketahanan terus Menimbulkan Kekhawatiran, survei mencatat bahwa dunia usaha Indonesia masih Berjuang Didalam hambatan struktural.

Ketidakpastian ekonomi, Keputusan, dan Hubungan Dunia masih menjadi faktor utama yang menahan laju Penanaman Modal Ketahanan.

Baca Juga: EcoStruxure Building Operation 7.0: Solusi Terbaru Schneider Electric Untuk Efisiensi Energi dan Ketahanan Bangunan

Disekitar dua Didalam lima perusahaan menyebut dinamika Hubungan Dunia Dunia sebagai penghambat, Sambil sebagian lainnya masih mencermati kesiapan regulasi dan insentif jangka panjang.

Akan Tetapi, dibandingkan dua tahun Sebelumnya Itu, berbagai hambatan seperti birokrasi, keterbatasan data pasar, dan minimnya insentif justru Menunjukkan Gaya penurunan, menandakan iklim Penanaman Modal yang Lebihterus kondusif.

Laporan ini juga menyoroti Trend Populer Green Impact Gap, yakni kesenjangan Ditengah ambisi Ketahanan dan implementasi nyata Ke lapangan.

Ke 2025, Disekitar 97% perusahaan Ke Indonesia telah Memperoleh target Ketahanan, Akan Tetapi kurang Didalam separuh yang telah menjalankan strategi komprehensif dan terukur Untuk mencapainya.

Kesenjangan ini relatif stagnan Ke kisaran 48% Sebelum 2023, Kendati tingkat optimisme Menimbulkan Kekhawatiran.

Menariknya, 89% perusahaan Ke Indonesia Berkata yakin dapat mencapai target iklim 2030, Justru 23% mengaku berada lebih cepat Didalam jadwal.

Baca Juga: Harga Tempattinggal Sekunder Turun 0,3%, Kawasan Industri Bekasi–Subang Justru Makin Dilirik Investor

Kepercayaan diri tertinggi tercatat Ke perusahaan yang telah melakukan verifikasi target Dari pihak ketiga, menegaskan pentingnya transparansi dan akuntabilitas publik.

Transformasi Digital Karena Itu Prioritas Penanaman Modal Dua Tahun Di Di

Infografik Green Impact Gap 2025 Menunjukkan posisi Ketahanan Usaha perusahaan Indonesia serta tantangan dan Kemungkinan Di target 2030. (Dok. Schneider Electric)

Di Di, dunia usaha Indonesia masih menempatkan Transformasi Digital sebagai prioritas utama. Disekitar 36–40% perusahaan berencana Membagikan Penanaman Modal minimal US$1 juta Untuk inisiatif Ketahanan Di dua tahun Di Di, Didalam fokus Ke:

  • Transformasi Digital sistem,

  • efisiensi energi,

  • Ketahanan rantai pasok,

  • dan penerapan green IT Untuk menekan jejak karbon Didalam komputasi dan pusat data.

Sektor pusat data, utilitas, serta jasa keuangan tercatat sebagai yang paling agresif mengintegrasikan Keahlian Untuk menjawab lonjakan kebutuhan energi dan komputasi yang sejalan Didalam Perkembangan AI.

Kepala Negara Direktur Schneider Electric Indonesia & Timor Leste, Martin Setiawan, menegaskan bahwa perusahaan Ke Indonesia Lebihterus melihat Ketahanan sebagai langkah strategis jangka panjang, bukan sekadar respons Di tekanan regulasi.

Baca Juga: TV Micro RGB 115 Inci Karena Itu Andalan, Samsung Siapkan 6 Ukuran TV Premium Ke 2026

Di konteks Usaha yang volatil, pendekatan berbasis Transformasi Digital dan AI dinilai mampu membantu perusahaan:

  • Meningkatkan efisiensi operasional,

  • Mengurangi risiko energi,

  • serta menciptakan nilai ekonomi berkelanjutan.

Survei Green Impact Gap 2025 menegaskan satu pesan utama: perusahaan yang bergerak lebih awal dan serius Di Ketahanan tidak hanya lebih siap Berjuang Didalam krisis, tetapi juga Memperoleh Kemungkinan lebih besar Untuk unggul Di Kejuaraan pasar.

***
Untuk berita santai yang tak kalah serumampir juga DiPropertiPlus.com

*** Baca berita lainnya Ke GoogleNews

——— KONTAK REDAKSI:
Telepon/WA: 0821 2543 0279
Email Redaksi: [email protected]
Email Iklan: [email protected]

Artikel ini disadur –> propertiterkini.com Indonesia: Ketahanan Karena Itu Strategi Usaha: 48% Perusahaan Indonesia Manfaatkan AI Hadapi Tantangan Ekonomi