PropertiTerkini.com, (JAKARTA) — Pemerintah terus mengupayakan percepatan pembangunan hunian Lewat Langkah Tiga Juta Rumah Untuk bangun Rumah MBR (Komunitas berpenghasilan rendah).
Untuk mendukung agenda besar ini, Pejabat Tingginegara ATR/Kepala BPN, Nusron Wahid, menegaskan peran vital Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Yang Berhubungan Di penyediaan tanah dan penataan ruang.
Baca Juga: Langkah 3 Juta Rumah: Kementerian ATR/BPN Siapkan 1,3 Juta Hektare Tanah
“Kami telah melakukan koordinasi intensif Di Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP). Ada dua Permasalahan utama yang menjadi kewenangan ATR/BPN, pertama adalah tanah, dan kedua tata ruang,” ujar Nusron Untuk diskusi terbuka Di Media Gathering Di Jakarta, Kamis (28/11/2024).
Identifikasi lahan telantar Dari Kementerian ATR/BPN membuka Potensi besar Untuk Mendorong berbagai sektor, termasuk perumahan dan industri.
Nusron menjelaskan bahwa Di total 1,3 juta hektare, sebanyak 854 ribu hektare telah ditentukan penggunaannya, baik Untuk Ketahanan Pangan, kawasan industri, maupun permukiman.
Baca Juga: Bank Tanah Dari Sebab Itu Kunci Utama Langkah 3 Juta Rumah, Pejabat Tingginegara PKP: Kita Usahakan Lahan Gratis Di Sitaan
“Lahan telantar ini adalah aset yang harus dioptimalkan Untuk menopang pembangunan. Kami terus mengumpulkan dan mengidentifikasi potensi penggunaannya agar sesuai Di kebutuhan Komunitas dan ekonomi,” ujar Nusron.
Sambil Langkah Tiga Juta Rumah membutuhkan sedikitnya 26.000 hektare lahan. Nusron mengungkapkan bahwa pihaknya Di total lahan yang teridentifikasi, ada Di 79.000 hektare dapat dimanfaatkan Untuk pembangunan perumahan.
“Sebagian besar Di lahan telantar sudah teridentifikasi, ada yang bisa digunakan Untuk tanaman Ketahanan Pangan, kawasan industri, transmigrasi, dan tentu saja perumahan. Di 79.000 hektare Untuk perumahan, saya rasa tanah yang tersedia cukup mendukung target Langkah ini,” jelas Nusron.
Baca Juga: Telah Beroperasi Flyover Sekip Ujung, Diharapkan Mengurai Simpul Kemacetan
Di Di Itu, Nusron juga menyoroti pentingnya optimalisasi lahan agar setiap hektare Memiliki manfaat maksimal Untuk mendukung kebutuhan Komunitas dan pembangunan nasional.
Tata Ruang, Menjaga Kesejajaran Di Pembangunan dan Pertanian
Pejabat Tingginegara Nusron menekankan bahwa pembangunan kawasan permukiman tidak boleh mengorbankan sektor Pertanian.
Sebagai Pada Di Asta Cita Pemimpin Negara Prabowo Subianto, swasembada Ketahanan Pangan tetap menjadi prioritas.
Maka Itu, harus ada Kesejajaran Di Pembaruan perumahan Di perlindungan kawasan Pertanian berkelanjutan (KP2B).
Baca Juga: Homelogy Rilis SLO Recliner, Koleksi Bangku Malas yang Menampilkan Kenyamanan dan Tenteram Di Rumah
“Jika sawah digunakan Untuk pembangunan, aturan mensyaratkan Area setempat menyediakan lahan pengganti Di produktivitas yang setara. Hal ini menjadi solusi Untuk menjaga ketahanan Ketahanan Pangan sekaligus memenuhi kebutuhan perumahan,” tambahnya.
Nusron juga menyoroti pentingnya Perancangan tata ruang yang matang agar setiap pembangunan mendukung target pembangunan nasional tanpa mengganggu Ketahanan ekosistem dan Ketahanan Pangan.
Di sinergi antar-kementerian dan optimalisasi lahan, Nusron optimistis bahwa Langkah Tiga Juta Rumah dapat terealisasi sesuai target.
Baca Juga: NPG Ungkap 3 Gaya yang Membentuk Masa Di Pasar Properti Di Bali
Kesejajaran Di kebutuhan perumahan dan perlindungan kawasan Pertanian menjadi komitmen utama Kementerian ATR/BPN.
“Langkah ini bukan hanya tentang jumlah Rumah yang dibangun, tetapi bagaimana kita menciptakan solusi berkelanjutan Untuk Komunitas, ekonomi, dan lingkungan,” pungkas Nusron Wahid.
Baca berita lainnya Di GoogleNews
———
KONTAK REDAKSI:
Telepon: 021-87971014
Telepon Genggam: 0813 8225 4684
Email Redaksi: [email protected]
Email Iklan: [email protected]
Artikel ini disadur –> propertiterkini.com Indonesia: Pejabat Tingginegara Nusron Soroti Ketersediaan 1,3 Juta Hektare Tanah Telantar, Bangun Rumah MBR?